Ahok Ditunjuk Jadi Direksi BUMN, Rizal Ramli dan Tengku Zulkarnain Bilang Begini
Konten.co.id – Baru-baru ini mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ditunjuk untuk menjadi salah satu direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Meski belum mengetahui dimana Ahok akan ditempatkan, tapi penolakan sudah datang dari berbagai tokoh. Salah satunya Wakil ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ustaz Tengku Zulkarnain.
Dalam cuitannya ia menilai kalau penunjukan sebagai pejabat tinggi plat merah sangat disayangkan. Terutama Ahok adalah mantan Narapidana.
Diketahui Ahok pernah dipidana terkait penistaan agama saat kampanye Pilkada DKI Jakarta.
Ia membandingkan dengan orang yang ingin punya jabatan rendah harus punya Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).
“Negeri Aneh… Untuk Dapat Jabatan Golongan Rendah saja WAJIB Dapat Surat SKCK, Berkelakuan Baik Tdk Pernah Jadi Narapidana.
Lha, Giliran Jabatan Tinggi, Pegang Duit Rakyat Trilyunan, Boleh Tidak Lulus SKCK dan Mantan NAPI.. Oala…, La La La…,”
Sementara Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli menolak Ahok sebagai Direksi BUMN karena Ahok tidak memiliki cooperate experience atau tidak memiliki pengamalan cooperate yang baik.
Ia juga mengatakan Ahok mempunyai rekam jejak yang tidak baik.
Mulai dari kasus keuangan seperti pembelian Rumah Sakit Sumber Waras, pembelian tanah di Cengkareng dari DKI Jakarta, dan kasus bus Trans Jakarta.
Terlihat dari kasus tersebut, Rizal menilai Ahok tidak terbiasa dengan Good Governance. Ia pun menyebut Ahok bagusnya jadi Direktur Podomoro.
“Kritik Rizal Ramli soal Ahok di BUMN: problem dgn ‘good governance’, banyak kasus Sumber Waras, impor Bus rongsokan dari Tiongkok, tidak punya corporate experiences, banyak drama dari subtance. Cocok jadi Presdir Podomoro, sekutu reklamasinya”
Sebelumnya, kabar ini bermula dari kedatangan Ahok di Kantor Kementerian BUMN untuk bertemu Menteri BUMN Erick Thohir, Rabu (13/11/2019).
Ahok menyatakan bahwa dirinya diajak Erick Thohir untuk masuk dalam salah satu perusahaan BUMN.
Namun Ahok tidak mengungkapkan lebih jelas jabatan maupun posisi yang akan didudukinya nanti.
“Saya cuma diajak masuk ke salah satu BUMN. Kalau untuk bangsa dan negara, saya pasti bersedia. Apa saja boleh, yang penting bisa bantu negara,” jelas Ahok. (*)
Penulis : Ade Indra